A Simple Life: Simplicity from Desi Anwars Point of View

Judul : A Simple Life | Penulis : Desi Anwar | Penerbit : Gramedia Pustaka Utama | Cetakan : I, Desember 2014 | Tebal: 288 halaman | Harga: Rp115.000

A Simple Life, merupakan buku pertama dari Desi Anwar yang saya baca. Sebelumnya saya mengetahui bahwa Desi Anwar adalah salah satu tokoh yang memiliki karir gemilang di bidang jurnalistik, namun saya sendiri belum pernah menyaksikan program maupun mengikuti cuitannya di Twitter. Rasa penasaranlah yang akhirnya menuntun saya melirik buku ini di antara buku-buku lain Toga Mas Diponegoro. 

Versi asli A Simple Life, berbahasa Inggris, dibandrol seharga Rp 115.000 (sebelum diskon), sedangkan versi bahasa Indonesianya, yang diberi judul Hidup Sederhana, dibandrol pada harga Rp 98.000. Berhubung harga yang tidak terlalu jauh berbeda, saya memutuskan untuk membeli A Simple Life karena saya percaya versi asli yang ditulis oleh sang pengarang akan memberikan makna yang jauh lebih mengena. Di samping itu, saya tidak setuju akan terma yang digunakan untuk menerjemahkan A Simple Life menjadi Hidup Sederhana.

Dalam buku ini, Desi Anwar tidak akan membeberkan pengalaman karirnya. Di lain sisi, ia mengajak pembacanya untuk merenungkan, mencermati dan menikmati hal-hal sederhana yang terjadi dalam hidup. Terkadang makna tersebut luput dari perhatian kita, tertimbun oleh berbagai macam kesibukan dan pikiran yang terdistraksi oleh hingar bingar dunia modern. Desi meyakini, ‘berhenti’ sejenak dan mencermati hidup adalah hal yang esensial bagi siapapun yang menginginkan hidup yang lebih damai. Bagi saya, Desi Anwar berhasil menuliskan buku ini dengan baik. Saya yakin tulisan dalam A Simple Life lahir dari perenungan  dan pemaknaan mendalam akan keseharian seorang Desi Anwar. Begitu hati-hati namun juga lugas serta menyentuh. Hal terunik dari buku ini yang menyita perhatian saya adalah bagaimana Desi Anwar menuturkan masa kecilnya. Bagaimana ia dibesarkan oleh kedua orang tuanya dengan cara yang sedikit tidak menyenangkan namun justru memberinya banyak pembelajaran.

Buku ini sangat cocok dinikmati pada musim-musim liburan seperti ini, utamanya di pagi hari dengan ditemani secangkir teh. Membaca A Simple Life seakan menjadi alat untuk me-recharge semangat untuk kembali menghadapi aktivitas selepas liburan. Sesuai dengan indikator buku bagus saya (buku bagus adalah buku yang selesai dibaca dalam satu hari), this book is highly recommended. (chk)

1 thought on “A Simple Life: Simplicity from Desi Anwars Point of View

  1. Reblogged this on reBLOG.

    Like

Leave a comment

search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close