Panduan Mendatangi Ubud Writers and Readers Festival 2018

ubud writers & readers festival 2018

Before you step your feet in Ubud, there are something you need to know to make your festival experience more enjoyful. We hope this list would be useful for you all, the upcoming Ubud Writers & Readers Festival 2018 volunteer and participant.

1. Transport ke Bali

Jika budget pas-pasan, terdapat beberapa pilihan transportasi untuk mencapai Bali. Salah satunya adalah kereta api ekonomi. Dari Surabaya, tiket kereta api ekonomi paling murah adalah Probowangi seharga Rp56.000 dan Sri Tanjung  seharga Rp94.000. Sementara kereta api Mutiara Timur yang berkelas bisnis dan eksekutif berada di rentang harga Rp100.000-Rp180.000. Jangan lupa, pilih tujuan akhir Stasiun Banyuwangi Baru. Jarak tempuh menggunakan kereta api dari Stasiun Gubeng Surabaya hingga Stasiun Banyuwangi Baru rata-rata enam setengah hingga tujuh jam. Oleh sebab itu, ada baiknya jika kamu memilih jadwal malam agar perjalanan tidak terlalu terasa melelahkan.

Sesampainya di Banyuwangi, kamu bisa melanjutkan perjalanan menyeberangi Selat Bali dengan kapal. Karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari pelabuhan, kalian bisa berjalan kaki dari stasiun menuju pelabuhan. Biaya penyebrangan Ketapang – Gilimanuk hanya Rp6.500 saja. Kapal akan berangkat setiap satu jam sekali ke Pulau Bali. Oh ya, tiket kapal api sudah bisa dibeli di situs resmi tiket.indonesiaferry.co.id, lho!

2. Menuju Ubud

Ketika berkunjung ke UWRF 2016, saya menggunakan pilihan kereta api Mutiara Timur Malam jurusan Surabaya – Denpasar. Niatnya sih untuk mencapai pusat kota dengan lebih mudah. Banyak yang tidak percaya ada kereta api jurusan Surabaya – Denpasar. Tapi percayalah, PT KAI sudah lama mengoperasikan trayek ini. Tiket kereta seharga (paling murah) Rp190.000 tersebut sudah mencakup tiket kereta, tiket kapal, dan tiket bus Damri dari Stasiun Banyuwangi Baru hingga Kota Denpasar. Dari Pool Damri di Jalan Diponegoro, saya kemudian naik Go-Car menuju hostel di Ubud. Biaya tertera di aplikasi sebenarnya hanya Rp56.000, tetapi karena terburu-buru dan tidak punya pilihan lain, saya akhirnya menyanggupi permintaan driver untuk nambah Rp20.000.

Sayangnya, mulai akhir 2017 kemarin, PT KAI menonaktifkan trayek Surabaya – Denpasar karena peringatan erupsi Gunung Agung. Entah kapan trayek ini akan diaktifkan kembali. Tapi tenang, masih ada pilihan transportasi lain untuk sampai ke pusat kota di Bali yaitu menggunakan bus. Biasanya, di sekitar Pelabuhan Gilimanuk akan ada bus menuju Terminal Mengwi (Badung) atau Terminal Ubung (Denpasar). Harga tiket sekitar Rp30.000-Rp50.000. Dari terminal, kalian bisa menggunakan angkutan umum berupa bus Trans Sarbagita (sejenis Trans Jakarta dan Trans Jogja) untuk menuju terminal terdekat di Ubud yaitu Terminal Batubulan di Sukawati. Tiket Trans Sarbagita murah sekali, hanya Rp3.500. Dari Terminal Batubulan kalian bisa pesan ojek online yang biasanya dipatok sekitar Rp20.000an.

Jika tidak ingin bersusah-susah, kalian bisa langsung menggunakan transportasi online saja dari Denpasar. Tapi perlu diingat, masyarakat lokal Bali banyak menggantungkan pemasukannya dari wisatawan. Agar tidak kehilangan pemasukan, transportasi berbasis aplikasi banyak dilarang di Bali. Kita bisa menemui banyak tulisan “Uber/Grab/Gojek Dilarang Beroperasi Di daerah Ini” di sekitar Bali dan juga di Ubud. Tetapi jika beruntung, kita masih bisa menemukan driver. Mereka cerita bahwa memang masih beroperasi secara kucing-kucingan agar tidak memicu keributan. 

3. Tentang Penginapan

Penginapan atau hostel murah banyak terletak di Jalan Arjuna, Monkey Forest hingga Sriloka. Menghindari penuh, kalian bisa pesan jauh-jauh hari lewat Agoda, Hostel World, Booking, atau Traveloka. Kemarin saya dapat hostel seharga Rp60.000 permalam di Ojeks Homestay Gang Soka. The hostel is so nice, Bali banget!

4. Siapkan Buku-Bukumu!

Sesuai dengan namanya, Ubud Writers and Readers Festival, kalian bisa bertemu dengan banyak penulis-penulis berbakat. Jangan lupa bawa buku-buku koleksimu untuk ditandatangani. Atau malah, jangan bawa buku sama sekali! Bayangkan berapa banyak buku yang harus kamu bawa jika ingin mendapatkan tanda tangan penulis-penulis favoritmu yang hadir di UWRF. Kabar gembiranya, UWRF selalu bekerjasama dengan Gramedia dan Periplus. Kalian bisa membeli buku di venue dan langsung meminta tanda tangan penulis di Green Room selepas sesi berakhir.

5. Cuaca di Ubud

Jangan pernah percaya jika ada yang bilang bahwa Ubud itu dingin! Pembohong. Selama berada di sana saya justru merasa super kepanasan. Jadi pastikan kalian mengenakan baju yang nyaman atau bahkan membawa kipas, payung dan air minum.

6. Download Aplikasi UWRF di Google Store

Dalam aplikasi ini, kalian bisa mengetahui seluruh topik sesi, jadwal dan tempat pelaksanaan serta seluruh speakers yang berpartisipasi. Percayalah, aplikasi UWRF akan sangat membantu untuk menyusun jadwal sesi-sesi yang ingin kalian datangi.

7. Rencanakan Sesi UWRF Yang Ingin Kamu Datangi

Rencanakan secara matang dan teliti sesi panel, workshop, atau acara-acara lain yang ingin didatangi. Pastikan tidak ada yang bentrok. Jangan lupa pula untuk memperhatikan jarak lokasi diadakannya satu sesi dengan sesi yang lain. Beberapa lokasi terletak cukup jauh, padahal jeda antarsesi rata-rata hanya lima belas menit.

8. Fasilitas Transportasi Menuju Venue UWRF

UWRF menyediakan shuttle elf dan ojek gratis yang beroperasi dari delapan pagi sampai dengan enam sore. Titik penjemputan pertama adalah Bar Casa Luna menuju ke venue-venue UWRF. Fasilitas ini lumayan menghemat tenaga dan uang banget! Jika berjalan kaki, jarak dari pusat Ubud ke venue bisa mencapai 30 menit dengan jalan yang naik-turun. Sementara menggunakan ojek warga lokal harus membayar sekitar Rp15.000-Rp20.000.

9. Nikmati After Dark

Salah satu program unggulan UWRF adalah After Dark. Saat petang hingga tengah malam, ada banyak sekali hiburan-hiburan menarik yang asik untuk didatangi seperti poetry slam, live music, open mic, live drawing, pecha kucha, poetronica dll.

10. Warung Enak Favorit Volunteer UWRF

Tempat makan favorit volunteer yang enak dan affordable adalah Warung Gurihan. Semua volunteer, mulai dari lokal sampai bule suka makan di sini. Lokasinya tidak terlalu jauh dari volunteer basecamp. Tapi,  saya tetap lebih suka nasi kotak yang disediakan UWRF. They do give us more than a proper meal, even for the veggie too!

11. Make Friends and be Open!

Everyone in UWRF is so nice. Kalian bisa mendapatkan banyak cerita baru dari teman-teman yang berasal dari berbagai daerah dan negara. Para pembicara-pembicara UWRF pun sangat terbuka untuk diajak ngobrol dan berdiskusi.

12. Siap-Siap Menjelajah Bali

The festival is over? Saatnya kamu sewa motor untuk berkeliling Ubud. Kabupaten Gianyar punya banyak tempat-tempat menarik untuk dijelajahi seperti Tegalalang Rice Field, Tirta Empul, banyak air terjun, Goa Gajah, pusat kerajinan, dll. Plus point, it’s safe even for single woman traveler!

13. Kembali Ke Realita

Butuh kembali ke bandara atau Kuta? Ada dua pilihan transportasi yang bisa ditemukan. Pertama sewa mobil pribadi warga lokal yang dipatok sekitar Rp250.000-Rp350.000. Kedua, shuttle elf yang banyak disediakan oleh agen-agen travel di sepanjang Jalan Raya Ubud. Biayanya Rp65.000 dan harus pesan satu hari sebelumnya. Perjalanan menggunakan shuttle bisa satu hingga dua jam lebih lama daripada mobil pribadi.

Nah, cara termurah untuk keluar dari Ubud yang saya praktikkan kemarin adalah pakai Gojek! Gojek menuju Terminal Batubulan di Sukawati kembali dikenakan harga Rp20.000. Dari terminal tersebut, kalian bisa naik Trans Sarbagita yang cuma Rp3.500 untuk menuju Sanur, Kuta, hingga sampai bandara. Selisihnya jauh banget, kan?

Now, apply yourself, pack your back, and let’s immerse on wonderful experiences! (chk)

Baca Juga: UWRF Volunteer Experience

7 thoughts on “Panduan Mendatangi Ubud Writers and Readers Festival 2018

  1. stranger than fiction March 9, 2018 — 2:22 am

    I like the way you describe it,made me interested to come.
    actually i am not a book person but maybe i should come.
    so good job 👌

    Like

    1. You should! Ubud is incredible! Thank you for visiting Melting Plot 🙂

      Like

  2. Sesi emerging writers jangan sampai ketinggalan. Hehe

    Like

  3. Dapet salary berapa selama jd volunteer kak?

    Like

    1. Karena namanya volunteer, tidak dapat salary dalam bentuk uang. Tapi dapat network, pengalaman dan bisa ikut sesi-sesi UWRF secara gratis 🙂

      Like

Leave a comment

search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close